Jumat, 02 Oktober 2009

jika esok ajal menjelang

0 komentar
Inspirasi itu bisa datang dari mana saja…bahkan dari seorang anak kecil yang berlarian tanpa celana di keramaian pasar. Sang ibu mengejar sambil mengacungkan tangan memegang celana pendek dengan mulut tak henti memanggil nama si kecil. Tertangkap! Si kecil lalu terkikik dikitik-kitik ibunya.
“Duh, naak…belom pake celana kok sudah lari-lari…malu loh…” Ibu itu lalu menciumi anaknya penuh sayang, lalu kembali berjualan. Si anak masih menggelayut manja di sampingnya. Ibu itu, penjual sayuran di pinggir jalan. Beralaskan terpal dari karung dengan payung besar untuk bernaung. Berdua, dengan anaknya, sambil sesekali menjajakan dagangan, “Sayur, Bu? Sayur…?”…

Teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu, seorang anak tetangga jatuh. Sang ibu datang dengan cepat menghampiri, berlari. Tapi langsung mencak-mencak, malah ditambahin “puk” di pantat sang anak… Duhh, bukan salah si batu yang disandung, bukan salah si kecil yang tersandung. Ibu, “puk” itu juga bikin sakit …

---

Pernah kebayang gak , apa yang akan kita lakukan seandainya tau umur kita tinggal 3-2-1 tahun? Atau bahkan mungkin ada dalam hitungan bulan, minggu, hari??? Ketika kita sakit parah, mungkin renungan tentang resolusi menjalani hidup tiba menjadi penguat hati untuk cepat sembuh. Ketika kerabat meninggal, menjenguk orang sakit, atau hanya dari melihat reality show “tolooong…tolooong”, hmm…. Hidup ini pelajaran yang dipelajari, dan kita belajar mempelajarinya…

Mensyukuri apa yang ada tak cukup teman. Nilai hidup lebih dari itu. Rasa syukur memberi kita tempat untuk menikmati hidup. Memberi rasa bahwa apa yang kita sudah jalani, itulah yang terbaik kita dapat. Tak perlu mendongak ataupun menunduk. Apapun itu, yang sanggup kau raih dan ada digenggamanmu. Disyukuri …. Tapi hidup tak hanya sendiri. Masih ada kawan dan lawan untuk berbagi. Lawan?? Berbagi? Hmm…

Lawan adalah musuh utamamu. Lawan yang yang tangguh, bikin keki dan bisa membuatmu kalah telak! Kalah terhadap harga diri, prestasi, bahkan tubuh, dirimu sendiri. Lalu hidupmu diusung rasa benci, dendam, dan iri hati. Merasa dirimu paling benar tapi tak benar. Merasa dirimu pintar tapi menjadi hal terbodoh yang pernah terlihat. Merasa dirimu penuh kasih sayang tapi wajahmu kecut buah dari kebencian. Merasa dirimu hebat tapi berbentuk kemunafikan. Merasa dirimu sehat tapi nyata parumu tergerogoti asap yang kau hirup, otakmu, hatimu, jantungmu, nyawamu…(fiuuuhh…).

Hmm…lantas apa yang kita lakukan? Ternyata hanya menggumam, nggrundel dan diam di tempat. Ah…pikirkan baik-baik teman, lawan apa yang hendak kita kalahkan? Dirinya? Dirimu? Nafsumu? Amarah? Angkara? Apakah ia berwujud sepertimu, atau bahkan berbentuk bongkahan batu besar yang pongah kau tanam di dalam bawah sadarmu . Apapaun itu, temukan dan berbagilah…. Berbagilah kebaikan dengannya.

Kebaikan apa yang telah kita lakukan? Kebaikan apa yang akan kita lakukan? Mungkinkah lawan menjadi kawan? Jika besok adalah ajalmu, berapa banyak lawan yang kau ajak berteman hari ini? Jika besok adalah ajalmu, lihatlah sekelilingmu. Santun ucapmu penuh kasih sayang, indah lakumu berbagi cinta. Apa yang ada dihadapanmu, yang teraih oleh genggamanmu adalah anugerah terbaik yang bisa kau bagi dengan yang lain. Besok adalah ajalmu. Nantikan ia dengan suka cita…


salam,

Tetap Semangat dan Teguhkan Hati! Sampai nanti sampai Mati!!

sumber: Letto&Plettonic on facebook

Sekedar opini : Setelah nurdin wafat, selanjutnya...???

0 komentar
Kira-kira satu minggu sebelum lebaran, Indonesia dikejutkan dengan berhasilnya POLRI menewaskan gembong terorisme di Indonesia Nurdin M. Top bersama beberapa orang DPO lainnya. Kabar itu tentu saja mengejutkan, dan sempat membuat beberapa orang tak percaya apakah yang tewas itu benar-benar Nurdin M. Top. Karena pengalaman sebelumnya, masyarakat harus menelan kekecewaan karena yang tewas bukan Nurdin M. Top ternyata Ibrahim. Namun setelah pengumuman resmi dari POLRI, masyarakat merasa lega karena memang benar-benar Nurdin M.Top yang tewas terbunuh dalam penyergapan di Solo, Jawa Tengah.

Namun pertanyaan yang banyak mengusik masyarakat sekarang adalah apakah terorisme di Indonesia akan selesai ketika Nurdin M. TOp wafat..?? Saya rasa tidak. Ini sekedar opini dari saya. Yang mempunyai paham seperti Nurdin di Indonesia ini tidak hanya satu dua orang. Dan paham itu adalah paham garis keras. Orang-orang seperti mereka tidak akan berhenti hanya karena salah satu dari mereka telah meninggal. Malah, mati adalah tujuan mereka. Karena anggapan mereka, itu adalah jihad di jalan Allah. Dan mungkin, selama kurang lebih 9 tahun Nurdin melanglang buana di Indonesia, ia telah berhasil membentuk satu buah benteng yang kokoh. Bisa saja ia menurunkan segala pengetahuannya tentang apapun kepada orang-orang yang dianggapnya mampu. Dan ia telah menyiapkannya jauh-jauh hari, karena ia sadar, suatu hari ia pasti akan mati juga dengan cara apapun, tak harus dengan cara seperti ini. Mereka pasti mempersiapkan Nurdin-Nurdin selanjutnya sebelum ajal menjemput mereka.

Kenapa sich harus Indonesia?? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan banyak orang. Iya. Kenapa mereka harus menjadikan Indonesia sasaran mereka. Beberapa ahli mengatakan kalau terorisme itu salah kalau dialamatkan di Indonesia. Yang benar di negara-negara Timur Tengah sana. Namun, pemikiran Nurdin dan antek-anteknya tentu tak seperti itu. Mereka pasti mempunyai alasan yang kuat kenapa mereka memilih Indonesia sebagai sasaran mereka. Saya rasa ini bukan hanya sasaran yang asal-asalan. Dalam beberapa artikel waktu Amrozi dkk ditangkap, mereka mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu sekutunya Amerika, Australia dan negara-negara kafir lainnya. Untuk urusan ini, saya belum mengerti benar duduk permasalahannya.

Namun, yang sedikit mengusik hati saya, kenapa orang-orang itu dinamai teroris. Memang mereka sudah membuat kita dan dunia merasa selalu was-was karena teror yang mereka sebarkan. Mereka juga kadang membuat Muslim sendiri menjadi terpojok. Namun, mereka juga membela Islam dan yang menjadi sasaran mereka adalah orang-orang yang kafir. Dan kenapa, yang memang terlihat benar-benar meneror malah tidak dibilang sebagai Teroris. Seperti Israel, Amerika, dan antek-anteknya. Mereka telah membuat saudara-saudara kita, di Palestina, Iran dan Afganistan, banyak teraniaya. Mereka banyak membunuh saudara-saudara kita dengan alasan yang tidak jelas. Mengapa bukan mereka yang dibilang TERORIS???

Umat Muslim wajar jika marah. Dalam berbagai bentuk, wajar jika kemarahan mereka diluapkan. Yang mungkin salah, jika yang menjadi korban adalah orang yang tidak tahu apa-apa.

Tulisan saya ini bukan bertujuan untuk menakut-nakuti. Namun, sudah seharusnya umat Muslim bersatu melindungi negeri ini bahkan dunia ini dari tindak-tindak teror oleh siapapun itu. Apapun alasannya membunuh orang itu salah. Tindak terorisme tidak dapat dibenarkan. Umat Islam sudah seharusnya melindungi kehormatannya dengan jalan bersatu untuk menunjukkan Islam yang sebenarnya. Yang salah di sini bukan orang sebagai umat Islam, tetapi keyakinan orang tentang pemahaman sesuatu. Semoga tulisan ini dapat berkenan di hati pembaca. (met)

Senin, 15 Juni 2009

Antara Sinetron dan Reality Show

3 komentar
Di televisi sekarang ini, dipenuhi dengan sinetron dan reality show, apalagi di jam-jam prime time. Beuh.. Hampir semua stasiun TV nayangin acara serupa. Gag bisa dipungkiri sich, yang namanya TV pasti memprogram acaranya sedemikian rupa agar mereka dapat pemasukan. Mereka memasang sinetron itu di jam segitu juga ada alasannya. Jam prime time adalah jam jam dimana seluruh anggota keluarga itu istirahat dan bisa menonton TV. Dan khusus untuk simetron, mungkin sementasinya adalah ibu-ibu yang setelah seharian bergulat dengan pekerjaan ibu rumah tangga, ingin beristirahat sejenak dengan menonton TV. Dan sinetron lah tujuannya.

Kalo dari pihak reality show, segmentasinya jelas para remaja. Jam tayangnya juga disediakan sesuai waktu luang remaja. Yang banyak ada sekarang adalah reality show yang mengambil tema tentang "cinta". Entah itu tentang pencarian cinta yang hilang, pengen memperbaiki hubungan cinta yang dulu, dsb. Cinta disini yang saya maksud bukan hanya cinta antara laki-laki dan perempuan, tetapi jauh lebih luas dari itu..

Secara kasat mata, Reality Show dan Sinetron ini jelas berbeda. Yang satu tentang keadaan yang sebenarnya dari sebuah situasi, dan yang satu lagi adalah tentang keadaan yang mungkin pernah terjadi dalam sebuah situasi, namun itu dihubung-hubungkan, dan semua orang tahu kalau itu semua hanya fiktif belaka.

Namun, sekarang-sekarang ini, kelihatan banget, kesannya Reality Show itu lebay banget.. Semua hal dibuat secara berlebihan. Dan bahkan sinetron pun lewat. Hehehe.. Reality Show dibuat sedemikian rupa yang bisa bikin perasaan yang nonton itu ikutan meluap-luap. Tapi makin kesini, kok antar Reality Show yang satu dengan yang lainnya itu ceritanya gag beda jauh.. Itu-itu aja..

Mengutip kata Pak Novin,"reality show itu dampaknya lebih gedhe lho". Setelah dicerna lebih dalam dan lebih dalam :D ternyata bener. Orang kalau ngeliat Sinetron pasti mikirnya, "ahh,, ni sinetron ceritanya bo'ong, fiktif nih, gag bener2 ada orang yang kaya' gini." Tapi kalau ngeliat Reality Show, belum tentuuuu... Ya, kalo orangnya emang uda tahu, kalau orang yang nggak tau dan nggak mau tahu tentang bohong tidaknya itu, pasti akan dibuat percaya hal-hal yang ada di sebuah Reality Show. Kalau udah kaya' gitu, kan gag bisa disaring mana yang bisa dan gag bisa ditiru buat kehidupan kedepannya. ckckckck..

Kalau dampaknya acara smack down kan bisa langsung kelihatan ya.. kalo reality show dan sinetron ini gimana ya.. ?? hihihi.. gag nyambung.. :D

Kamis, 04 Juni 2009

Curhat : The Pursuit of Happiness

3 komentar

Secara nggak sengaja, saya disuguhi kakak film ini. Yupz, The Pursuit of Happyness. Kakak saya, yang memang hobi banget sama yang namanya film, langsung aja nerocos, nyeritain gimana cerita film itu. Sedikit penasaran dalam hati saya. Langsung saja, saya bungkam mulut kakak (wiii... sadisss.. Agak lebay sih.. Aslinya ya gag segitunya,, kakak cuma cerita.. maap ya mbak,, dikambing hitamkan.. hehheh..) dan saya setel film itu..

Dan setelah selesai melihatnya,, astaga!! Saya sedikit,, weits.. bukan sedikit, tapi banyak, tergugah hati saya.. Sangat bagus buat motivator. Dan boleh saya bilang film ini sangat cocok untuk ditonton semua kalangan dari yang udah tua, muda, yang laki, yang perempuan. Semuanya deh, boleh banget buat nonton..

Walaupun judulnya agak2 kurang bener, yang bener khan happiness.. Tapi pasti yang bikin film itu punya makna sendiri kenapa namanya dirubah kaya' gitu. Tapi yang saya tangkap, arti film itu ya sama The pursuit of happiness, mencari kebahagiaan.

Film ini menceritakan tentang
Crist Garden yang diperankan oleh Will Smith dalam mencari dan akhirnya mendapatkan "sedikit" kebahagiaan. Bagaimana ia berjuang hingga akhirnya ia menjadi milyuner.

Crist Garden, awalnya adalah seorang salesman sebuah alat kedokteran, namnya haduuh.. lupa... pokoknya alat itu semacam scanner kepadatan tulang gitu lho.. Alat itu harganya memang mahal. Dan dia akan mendapatkan banyak keuntungan kalau berhasil menjualnya. Awalnya dia membeli bahasa jawanya
"kulakan" alat itu sampai puluhan. Ia menyangka saat itu akan sukses dan kaya raya dengan menjual alat itu. Tiap hari dia menjelajahi tiap rumah sakit. Bgaimanapun juga tiap bulan ia harus menjual beberapa buah untuk menghidupi keluarganya (anak dan istrinya).

Cobaan datang, ketika ia menemui kenyataan bahwa alat itu oleh para dokter dianggap sebagai kemewahan yang tidak perlu. Karena memang harga alat tersebut yang sangat mahal dan dianggap belum memerlukanalat itu oleh para dokter. Cobaan tak berhenti sampai di situ. Karena Crist parkir mobil di tempat yang bukan seharusnya, Crist pun harus ditilang dan karena tidak bisa membayar tilangannya, ia harus menggantinya dengan bermalam di penjara selama satu hari. Tak hanya itu, pemilik rumah yang ditinggali Crist dan keluarga terus-terusan menagih uang sewa rumah yang selama tiga bulan belum dibayat. Itu membuat istrinya tidak tahan dan meninggalkan rumah.
Crist terus-terusan terkena musibah. Sampai akhirnya ia mencoba untuk melamar kerja sebagai pialang saham. Ia beranggapan bahwa jika ia menjadi pialang saham, ia akan kaya, dan hidupnya akan tenang. Ada sedikit harapan ia untuk bekerja di situ. Namun, ia juga pesimis bisa diterima, karena ia hanya lulusan SMA. Namun, Crist punya satu keahlian yang membuat tercengang. Yaitu ia bisa menyelesaikan kotak puzzle (itu lho, semacam menyusun kotak, agar warna-warnanya bisa sama) dalam waktu yang singkat. Hal itu yang membuat orang-orang dari pialang sahan sedikit memberi kepercayaan padanya.


Akhirnya ia pun sampai pada tahap magang di pialang saham itu. Ia beserta peserta seleksi lainnya harus kerja magang selama 6 bulan, dan tanpa digaji. Jadinya sumber pendapatannya masih bergantung pada hasil penjualan alat tadi. Tiap hari ia harus bekerja di kantor, menawarkan alat ke rumah sakit dan merawat anaknya.

Situasi menjadi bertambah berat ketika Chris dan putranya harus kehilangan tempat tinggal, karena tidak bisa membayar tagihan apartemen. Chris dan anaknya sampai harus tidur di sebuah kamar mandi di stasiun kereta dan tempat tinggal sementara di sebuah gereja, bersama puluhan tunawisma. Sementara, kerja magangnya juga tidak begitu berhasil. Begitu terus hingga akhirnya… Chris mendapatkan ’sedikit' kebahagiaannya…


Akhirnya:


Chris Gardner kini adalah seorang milyuner. Namun sebelum film/buku “Pursuit of Happyness” keluar, mungkin hanya sedikit yang tahu, bahwa milyuner tersebut dulunya pernah tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Setiap hari harus mengantri di gereja tempat tinggal sementara. Setiap hari harus membawa benda yang beratnya 40 pon ke sana kemari… Bahkan untuk membeli sepatu baru, menggantikan sepatunya yang hilang ketika tertabrak mobil, milyuner tersebut tidak mampu.

Sungguh perjuangan yang memotivasi kita semua. Saya tidak mengatakan bahwa untuk mendapatkan ‘happiness’ haruslah kaya raya/menjadi milyuner. Namun setidaknya kita semua memiiliki tujuan hidup, cita-cita, yang sebaiknya kita perjuangkan untuk mendapatkannya. Dan perjuangan itu tentunya tidak mudah…

Film ini berdurasi sekitar 2 jam. Bisa dikatakan, isi cerita film ini 90% adalah kisah-kisah perjuangan yang berat dan tidak sedikitnya berakhir menyedihkan. Hanya 5-7 menit yang berisi "kebahagiaan". Hmmmm... jadi tidak disarankan untuk orang-orang yang mudah mengeluarkan air mata... Tapi kalau penasaran boleh kok.. hehehe.. :D

Kamis, 28 Mei 2009

Yang Dulu, Yang Kembali Eksis

7 komentar

Beberapa bulan lalu saya mulai mengamati program-program acara di televisi, dan lagi-lagi saya memperoleh hal yang baru lagi... Dan lagi-lagi saya harus bertanya-tanya kepada hati saya sendiri.. Gimana enggak..??? Program-program acara yang dulu pernah ada dan mendadak lenyap dari peredaran, kini muncul lagi. Mulai dari program Reality Show sampai acara Kuis. Terhitung dari Uang Kaget yang bermetamorfosis menjadi Duit Kaget, Lunas menjadi Dibayar Lunas, Tolong menjadi Minta Tolong Siapa Berani dan Siapa Berani Sekali berevolusi menjadi Siapa Lebih Berani dan Siapa Paling Berani.

Acara-acara tersebut muncul hampir bersamaan, yah walaupun semuanya itu ada di naungan satu manajemen. Tapi bukan berarti acara-acara itu minus pemirsa lho.. Banyak juga yang menyaksikan acara-acara tersebut. Memang sich, saya belum pernah mengadakan riset langsung, tapi saya pernah iseng-iseng menanyakan kepada temen-temen atau warga-warga di sekitar rumah saya, dan ternyata sebagian besar dari mereka memang menjadi pemirsanya.

Seiring dengan berkembangnya program-program acara tersebut, ada sedikit pertanyaan yang mengusik hidup saya, halah.. kayanya terlalu berlebihan, yang jelas saya jadi bertanya-tanya, kenapa kok acara tersebut muncul di waktu yang bersamaan?? Sedikit analisis dari saya, mungkin pemirsa sudah merasa bosan karena mereka terus-terusan dijejeli Reality Show yang nggak real. Reallity show yang berskenario yang biasanya disebut Drama Reality. Udah banyak contohnya, dari mulai Termehek-mehek, Realigi, Orang Ketiga, Backstreet, Cinta Pertama, Cinta Monyet, Mak Comblang, Mata Mata dan banyak lagi reality show yang lain yang kayaknya nggak lebih dari pembodohan publik.. Masyarakat dipaksa percaya dengan suguhan mereka itu, yang kadang malah terlihat sekali bo'ongnya. Masa' nyari orang belasan tahun gag ketemu, eh klau ikut acara tersebut bisa langsung ketemu dalam hitungan hari.. ckckckckckckck..

Dari pihak kuis, akhir-akhir ini, dimulai dari mulai merebaknya ajang pencarian bakat semacam AFI
(Akademi Fantasi Indosiar), Indonesian Idol, KDI (Kontes Dangdut TPI) dan lain-lain. Dari situ dimulailah sebuah inovasi baru, SMS. Mendukung idolanya melalui SMS, memang awalnya bagus.. Tapi lama-lama kok jadi fenomena aneh gini ya.. Tiap hari masyarakat disuguhi segala macam hal dengan SMS, dan yang paling sering adalah kuis. Padahal dulu, lewat telp. Yach begitulah.. Dan boleh dilihat, tiap tengah malam, pasti ada kuis-kuis lewat sms. Rasa-rasanya kok sekarang itu nggak ada kuis yang bener-bener kuis yang memang mengasah otak. Dari itu, ada sekelompok masyarakat yang haus akan kuis-kuis seperti itu. Lihat saja dulu, begitu banyak kuis-kuis yang mengasah otak, seperti Kuis Apa Ini Apa Itu, Kuis Piramida, Kuis Digital LG Prima, Kuis Siapa Berani dan Siapa Berani Sekali, serta banyak lagi yang lainnya.

Rasa-rasanya memang nggak salah jika kemunculan-kemunculan program-program TV yang sama dengan dulu tersebut dikarenakan hausnya masyarakat akan kebenaran, kejujuran, kecerdasan, dan lain-lain. Semoga dengan munculnya program-program tersebut bisa menjadi inspirasi bagi program lain yang banyak menjanjikan mimpi untuk memproduksi sebuah program yang benar-benar bermutu dan bisa memunculkan kembali program bermutu yang mungkin dulu pernah ada... Semoga..

Minggu, 19 April 2009

Program TV yang cuma komat-kamit

3 komentar


Uhm.. uda jadi rahasia umum kalo sekarang-sekarang ini buanyak banget program Tv yang mengangkat musik sebagai tokohnya. Itu bisa disebabkan karena banyaknya band-band maupun penyanyi solo ataupun duo/grup yang bermunculan. Itu juga keinginan para pemirsa yang sekarang ini lebih cenderung menyukai musik. (aku juga suka kok..)

Tapi ada yang aneh dan nggak habis fikir olehku. Kenapa..?? Ada deh. (Loh!!) Jadi gini lho.. Kata orang, industri musik sekarang ini kan lagi gila-gilanya (banyak yang bilang "gila! gila! hehehe"). Dan hampir semua stasiun televisi punya acara sendiri di program musik ini. Contohnya KissVaganza di Indosiar; Dahsyat, dan Hits di RCTI; DeRings dan TopSert di TransTV; Inbox, Hip Hip Hura, dan By Request di SCTV; dan masih buanyak lagi yang laen..

Ada satu fenomena yang aneh.. Mungkin nggak di semua program tersebut, tapi beberapa bulan lalu saya temui banyak sekali. Ya! Mungkin sekarang udah jauh berkurang. Tapi masih tetap ada aja band/penyanyi/duo/group yang nyanyinya cuma komat-kamit.. Padahal itu se Indonesia nonton lho.. Malah.. ada yang semua pengisi acara yang Lipsync.

Memang tak bisa dipungkiri, Lipsync kadang juga dipake oleh beberapa penyanyi yang banyak gerak. Dan itu dilakukan agar performanya bagus. Tapi kok sekarang penyanyi /band yang bahkan gag pake gerak selalu Lipsync yah..?? Kenapa ya..?? Kalo kaya gitu apa malah orang bakal mikir kalo mereka yang Lipsync itu nggak punya kemampuan ya,,??

Kadang aku juga sering mikir, apa nggak percuma ya, orang-orang yang nonton acara itu secara Live dan rela berdesak-desakan, tapi nyatanya serasa ndengerin cd-nya aja.. Orangnya juga nggak keliatan kan..??

Sampe sekarang aku juga nggak ngerti apa dan kenapa sampai program TV itu selalu dan selalu Lipsync.. Padahal tempatnya di outdoor. Apa itu emang instruksi dari orang2 di belakang programnya ya..?? Apa malah dari pihak iklannya..?? (aku bingung!! hehehe)

Jumat, 27 Maret 2009

Tertawalah sebelum Tertawa itu Dilarang

6 komentar

Kalau-kalau merasa pernah mendengar istilah ini entah dimana, berarti anda normal. Hahaha.. Maaf.. Iya bener, istilah ini memang sering banget kita denger, eh lebih tepatnya baca ketika kita menonton film-filmnya Warkop DKI.Istilah ini selalu ada di part akhir film Warkop DKI. Tapi tapi tapi, artikel ini bukan untuk membahas filmnya warkop DKI lho.. Saya cuma mengutipnya aja kok.

Apa sich yang ada di benaknya temen-temen ketika baca istilah itu?? Pasti aneh ya.. Nggak mungkin gitu kan kalau kita akan dilarang untuk tertawa. Tapi emang bener kok.. Kita harus hati-hati dalam tertawa. Mungkin ada yang masih inget tentang dibrendelnya program acara Empat Mata. Itu sich bukan awal ya.. tapi mungkin itu menurut saya klimaksnya. Gimana kita harus berhati-hati dalam tertawa. Banyak banget acara komedi yang ada di setiap stasiun televisi. Mungkin di tiap-tiapnya punya lebih dari 3 mata acara yang bertemakan komedi. Mungkin lebih dari 99 mata acara komedi di semua stasiun televisi nasional yang ditayangkan setiap minggunya. Variantnya pun berbeda-beda, dari mulai talkshow, sitkom, reality show, dan banyak lagi yang lainnya. Dan ada kesamaan lagi diantara puluhan acara itu, semua acara komedi selalu berhubungan dengan pelecehan. Bentuk pelecehan yang paling nyata yaitu pelecehan fisik. Sudah menjadi rahasia publik kalau hampir semua pelawak-pelawak di indonesia itu memiliki kekurangan. Bukan berarti kita yang bukan pelawak tidak memiliki kekurangan lho.. Tapi mungkin yang ada sekarang, kekurangan-kekurangan itu terlalu diekspos dan dijadikan bahan ejekan satu sama lain. Dan ironisnya, kita yang melihat ini malah tertawa terbahak-bahak atas penghinaan tersebut (bukan berarti saya nggak lho,,hehehe).
Bukan hanya dari segi fisik yang dijadikan lawakan oleh orang-orang, namun banyak lagi hal lin, misalnya sex dan lain sebagainya. Pelecehan sex yang saya maksud di sini adalah seperti laki-laki tulen yang memerankan sosok perempuan. Banyak juga kan pelawak yang memakai cara ini, seperti acara Ngelenong Nyokkk,, semua laki-laki disana pasti pernah berperan sebagai perempuan. Di sisi lain, ini juga merupakan penghinaan bagi kaum perempuan.

Dengan adanya cara-cara melawak yang cukup membuat miris ini, banyak orang yang keberatan dan melaporkan keberatannya kepada pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Dan KPI yang memang tugasnya tergolong represif, artinya mereka melakukan tindakan ketika ada aduan yang datang kepada mereka. Dan kalau dinilai memang kurang memenuhi persyaratan mereka, acara tersebut awalnya hanya diberi peringatan, ketika masih melakukan tindakan yang sama, mereka akan mengambil tindakan tegas, yaitu membrendelnya.

Saya masih ingat, ketika di tiap-tiap acara komedi terutama yang disiarkan Live, mereka sering berkata "ati-ati, nanti ditegur KPI lho.." Waktu itu saya masih nggak menanggapi apapun, karena saya belum mengerti juga, tapi sekarang yang mungkin bisa saya garis bawahi adalah kalau kita harus hati-hati dalam tertawa. Salah-salah bisa kena tegur KPI.. hehehe..

Oleh karena itu, segeralah tertawa, sebelum tertawa itu dilarang.. :D (met)
 

_ Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez